Kehebohan pilkada di Kota Sukamakmur
telah berakhir. Kini giliran pilkada (pemilihan kepala daerah) di
Kabupaten Sukagirimulyo, kota tempat tinggal Balkiyo. Seperti halnya
Rolly, Balkiyo pun tidak pernah tertarik terlibat urusan pilkada.
Maksudnya tidak pernah menjadi timses, kader, simpatisan, atau berbagai
jabatan yang ada hubungannya dengan pilkada. Meskipun demikian, Balkiyo
bukan termasuk golputers (orang-orang yang golput), yang tidak mau
menggunakan hak pilihnya. Balkiyo tetap menentukan pilihan dalam setiap
perhelatan demokrasi yang menelan biaya besar itu.
Malam ini, bujang tua yang umurnya lebih
dari tiga puluh tahun itu nongkrong di warung hik Kang Slompret. Warung
Kang Slompret ini berada di jantung Kota Sukamakmur. Dia memanggil Rolly
melalui sms. Sudah setengah jam lebih tidak ada balasan. Mungkin lagi
sibuk dengan Yumi. Biasa…, pengantin baru. Begitu Balkiyo berkata dalam
hati.
“Balkiyo! Sedang apa kamu di sini?” tanya
seorang laki-laki muda berpenampilan necis. Dari cara bicaranya kentara
sekali kalau dia seorang terdidik. Orang kuliahan.
“Daripada sendirian, gabung di sini saja
bersama kami!” sambung pemuda lain yang berkumis. Juga termasuk orang
berpendidikan tinggi.
“Lebih enak kalau kamu ngobrol sama kami.
Dijamin tambah pintar deh!” sahut seorang pemuda yang berkacamata.
Balkiyo mengenali pemuda ini. Ariando, namanya. Dia timnang (tim
pemenangan) paslon (pasangan calon) nomor satu dalam pilkada di
Sukagirimulyo.
“Ah…, aku di sini saja,” Balkiyo
menanggapi dengan kalem. “Jarak kita kan nggak jauh-jauh amat. Eh…,
kalian ini timnang paslon satu, kok malah ngobrol-ngobrol di sini.
Bukankah lebih bagusnya kalau nongkrongnya di wilayah Sukagirimulyo,
bukan di Sukamakmur.”
Tiga orang yang termasuk timnang paslon
satu ini tertawa serentak. Menertawakan Balkiyo. Balkiyo terlihat kikuk
karena menjadi bahan tertawaan kayak badut saja!
==================selengkapnya baca DI SINI=============================
Sumbernya ada di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar